Kuliner

Bahan Tradisional Korea Diolah Secara Berkelanjutan di D.C. Shia

dessertreport.com – Koki selebriti Edward Lee, yang dikenal melalui restoran terkenal seperti Succotash dan partisipasinya dalam acara Netflix berjudul Cultural Class Wars, meluncurkan proyek terbarunya berupa restoran Korea bernama Shia. Restoran ini mengusung konsep fine dining berbasis keberlanjutan, menawarkan tujuh hidangan yang mengolah teknik dan bahan tradisional Korea. Setiap hidangan mencoba memberikan pengalaman baru, mulai dari paduan ssamjang hingga hidangan crudo dengan ikan hamachi yang diawetkan tanpa menggunakan plastik.

Dalam persiapannya, Lee bersama timnya merencanakan seluruh menu dengan perhatian khusus terhadap keberlanjutan. Salah satunya, ikan hamachi yang dipilih untuk hidangan crudo disiapkan dengan cara dijemur selama beberapa jam dalam wadah logam. Selain itu, restoran Shia menggunakan energi bersih dan aktif mencari cara untuk mengurangi limbah. Komitmen Lee terlihat jelas ketika ia mempertanyakan apakah bebas plastik bisa menjadi tren baru seperti sayuran organik.

Dish selanjutnya adalah mie mugwort, yang memiliki makna budaya yang dalam di Korea. Mie ini terbuat dari adonan mugwort yang sedikit pahit, diolah dengan teknik yang teliti avant-garde. Koki eksekutif lain, Max Chuvalas, juga sudah menyiapkan hidangan bebek utuh yang dipadukan dengan beras Job’s tears yang diperkaya dengan herba lokal.

Lee menekankan pentingnya menciptakan lingkungan makan yang bebas dari plastik. Ia berharap upayanya ini bisa memicu restoran lain untuk mengurangi penggunaan plastik hingga 15 persen. “Makanan ini tidak hanya lezat, tetapi juga membuat Anda merasa lebih baik,” ucap Lee. Dengan pendekatan inovatif ini, restoran Shia tidak hanya menghadirkan masakan yang unik, tetapi juga menekankan tanggung jawab lingkungan dalam setiap piring yang disajikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *